Kamis, 03 Maret 2011

Sikap Apatis Masyarakat Terhadap Pemilu Meningkat

Sikap Apatis Masyarakat Terhadap Pemilu Meningkat

26/12/2010
By yuhans
Luthfi Hassan Ishaaq Presiden PKS
JAKARTA, (PRLM).- Terus turunnya partisipasi masyarakat dalam pemilihan umum (Pemilu), dirasa sangat mengkhawatirkan sistem demokrasi. Hal itu menunjukkan meningkatnya sikap apatis masyarakat terhadap Pemilu dan partai politik (parpol). Oleb karena itu, paket UU Politik yang tengah dibahas di parlemen harus mengantisipasi hal ini.
Hal tersebut dikatakan Presiden Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Luthfi Hasan Ishaaq ketika menjadi keynote speech (pembicara kunci) dalam acara Seminar Refleksi Akhir Tahun 2010 “Perkembangan Politik, Ekonomi, dan Sosial Bangsa dalam Perspektif Platform PKS” yang diselenggarakan bersama oleh Majelis Pertimbangan Pusat (MPP) PKS, Fraksi PKS DPR RI, dan Forum Dewan Pakar PKS, di Hotel Sahid Jakarta, Minggu (26/12).
Hadir dalam acara ini antara lain Ketua Fraksi PKS DPR , Mustafa Kamal, Ketua Badan Kerja Sama Antar Parlemen (BKSAP) DPR RI dari FPKS Hidayat Nurwahid, Sekretaris Jenderal PKS Anis Matta, dan sejumlah petinggi PKS lainnya. Pembicara dari luar adalah pengamat poitik dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia Indria Samego, Suzaina Kadir dan Burhanuddin Muhtadi (menyampaikan pandangan politik).
Sedangkan pandangan di bidang ekonomi disampaikan pengamat ekonomi Hendri Saparini dan Anggito Abimayu dengan pembahas Sohibul Iman dari PKS. Refleksi bidang sosial budaya menampilkan pembicara Fahmi Alaydroes, Cecep Effendi dan Fachry Ali.
PKS, kata Luthfi, sangat konsern dengan berbagai upaya meningkatkan kepercayaan masyarakat terhadap partai politik dan Pemilu. “Karenanya, Paket RUU politik yang bertolak belakang dengan semangat meningkatkan jumlah pemilih tidak sejalan dengan pemikiran PKS,” katanya.
Luthfi mengharapkan parpol yang ada di parlemen melahirkan paket UU Politik yang dapat meningkatkan kembali jumlah pemilih dalam Pemilu 2014 mendatang. Dalam catatan Lembaga Survei Indonesia (LSI ) tingkat partisipasi masyarakat dalam pemilihan umum legislatif (pileg) tahun 1999 adalah 92 persen, pileg tahun 2004 tingkat partisipasi masyarakat turun menjadi 84 persen, dan dalam pileg 2009 turun lagi menjadi 71 persen.
Dikatakannya, untuk menyelematkan demokrasi harus ada upaya dari segenap komponen bangsa dalam meningkatkan partisipasi masyarakat. Salah satunya adalah memperbesar tingkat keterwakilan masyarakat dalam pemilu. “Sistem pemilu mendatang harus lebih baik, sehingga tingkat keterwakilan masyarakat pemilih benar-benar diperhatikan. Suara mereka harus benar-benar dihargai,” katanya.
Ia juga mengungkapkan mengenai perkembangan politik selama tahun 2010. Ia berpandangan, terdapat kecenderungan monopoli atau dominasi oleh beberapa entitas politik tertentu. Seolah-olah, pengelolaan negara ini tidak perlu melibatkan komponen bangsa yang lain.
Sikap semacam itu, kata Luthfi, bukan hanya kontraproduktif bagi upaya membangun kebersamaan dalam berbangsa dan bernegara, tetapi juga berarti membiarkan adanya potensi bangsa yang idle (diam). Sikap itu tidak memunculkan semangat kebersamaan dalam berbangsa dan bernegara. (A-75/das)
http://www.pikiran-rakyat.com/node/130717

Tidak ada komentar:

Posting Komentar